Friday 23 December 2016

IHSAN

Ihsan itu ialah bahawa “kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya,tetapi jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat kamu.”
Ihsan juga adalah melakukan ibadah dengan khusyuk,ikhlas dan yakin bahwa Allah senantiasa mengawasi apa yang dilakukannya.
Hadist riwayat muslim”dari Umar bin Khatab ia berkata bahwa mengabdikan diri kepada Allah hendaklah dengan perasaan seolah-olah anga melihat-Nya,maka hendaklah anda merasa bahwa Allah melihatmu.”
Ihsan  ( ناسحI ) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau “terbaik.” Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu Iman,Islam, dan Ihsan. Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian
terbesar dari keislamannya.
Lalu bagaimana caranya? Dalam mengejawantahkan ihsan bagi mahluk sosial seperti manusia, khususnya kaum muslim ialah dengan cara berbuat baik. Karena dengan pemahaman ihsan ini kita merasa selalu diawasi oleh Allah Yang Maha Melihat, dengan begitu kita tidak akan mau melakukan perbuatan buruk, kalaupun sampai terbersit maka tetap saja kita tidak akan mau mengerjakannya disebabkan Ihsan tadi. Selain berbuat baik Ihsan juga merupakan salah satu cara agar kita bisa khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah. Jika tidak bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha Melihat selalu melihat kita.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS.Qaaf : 16-18)
“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.”(QS.Al Fajr : 14)
Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat perbuatannya.
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.Al-Baqarah:284).
Dalam Al-Qur`an, terdapat 166 ayat yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-Qur`an. Rasulullah pun sangat memberi perhatian terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia merupakan puncak harapan dan perjuangan seorang hamba. Puncak semua pengajaran yang dilakukan Rasul pun mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia. Bahkan, di antara hadist-hadist mengenai ihsan tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama ini. Rasulullah saw. menerangkan mengenai ihsan ketika ia menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan mengatakan, “Engkau menyembah Allah seakan- akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu.”(HR. Muslim )
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah swt.
Di kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik.”(HR. Muslim )
“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat ihsan, serta memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”(An-Nahl: 90 )


Tiga Aspek Pokok Dalam Ihsan
Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah, muamalah, dan akhlak. Ketiga hal inilah yang menjadi pokok bahasan dalam ihsan.

1.      Ibadah
Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal seorang hamba merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya, karena dengan inilah ia dapat menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan seperti yang diharapkan. Inilah maksud dari perkataan Rasulullah saw yang berbunyi,
“Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri sangatlah luas. Maka, selain jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak kalah pentingnya adalah juga jenis ibadah lainnya seperti jihad, hormat terhadap mukmin, mendidik anak, menyenangkan isteri, meniatkan setiap yangmubah untuk mendapat ridha Allah, dan masih banyak lagi. Oleh karena itulah, Rasulullah saw. menghendaki umatnya senantiasa dalam keadaan seperti itu, yaitu senantiasa sadar jika ia ingin mewujudkan ihsan dalam ibadahnya.

2. Muamalah
Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah swt. pada surah An-Nisaa’ ayat 36, yang     berbunyi sebagai berikut, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun     dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.”

Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah dengan sikap seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka Allah melihat kita. Kini, kita akan membahas ihsan dari muamalah dan siapa saja yang masuk dalam bahasannya. Berikut ini adalah mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut:


a.       ihsan kepada kedua orang tua
b. ihsan kepada karib kerabat
c. ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin
d. ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat
e. ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya
f. ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia
g. ihsan dalam hal muamalah
h. ihsan dengan berlaku baik kepada binatang










3. Akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya.
Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang —yang diperoleh dari hasil maksimal ibadahnya– maka kita akan menemukannya dalam muamalah kehidupannya. Bagaimana ia bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya, dan bahkan terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan ini semua, maka Rasulullah saw. mengatakan dalam sebuah hadits, “Aku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Ciri-ciri Kelebihan Ihsan :
-  Mentaati perintah dan larangan Allah SWT dengan ikhlas
-  Senantiasa amanah ,jujur dan menepati janji
-  Merasakan nikmat dan haus akan ibadah
-  Mewujudkan keharmonisan masyarakat
-  Mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT.
Cara Penghayatan Ihsan Dalam kehidupan :
-  Menyembah dan beribadah kepada Allah
-  Memelihara kesucian aqidah tidak terbatal
-  Mengerjakan ibadah fardhu ain dan sunat
-  Hubungan baik dengan keluarga,tetangga dan masyarakat
-  Melakukan perkara-perkara yang baik
-  Mengamalkan sifat-sifat mahmudah
-  Bersyukur atas nikmat Allah SWT.

Kesimpulannya, ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena itu, semua orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi diri yang dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut. Siapapun kita, apapun profesi kita, di mata Allah tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka yang telah naik ketingkat ihsan dalam seluruh sisi dan nilai hidupnya. Semoga kita semua dapat mencapai hal ini, sebelum Allah swt. mengambil ruh ini dari kita.

2) Sejauh manakah pengaruh hindu dan Buddha ke atas budaya orang Melayu

Adat secara umumnya didefinisikan sebagai suatu aturan dan cara hidup. Adat ini juga mencerminkan segala perbuatan yang adakalanya dilakukan setiap hari ataupun musim sama ada berpandukan bulan atau tahun. Suatu perkataan yang sinonim dengan adat ialah budaya. Walaupun dari aspek bunyinya berbeza,tetapi dari segi pengertiannya adat dan budaya merupakan konsep yang saling bergantung dan sama. Kebudayaan dan peradaban pula adalah satu kesatuan yang kompleks yang mengandungi antaranya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, tatasusila, undang-undang, adat resam dan lain-lain. Sebelum kedatangan Islam, agama dan budaya Hindu-Buddha telah bertapak kukuh dalam masyarakat alam melayu hingga berabad-abad lamanya. Mereka menyapa dengan sebutan “vanakam” dan sentiasa bertanyakan tentang kesihatan, kerja, perniagaan atau sebagainya. Tetamu sentiasa dijamu minuman atau makanan dan  mesti sudi menerima hidangan dengan baik sebagai tanda hormat kepada tuan rumah. Jika menerima sesuatu, elok digunakan tangan kanan sebagai tanda kebaikan dan kesyukuran.

Agama Hindu boleh dikatakan menjadi anutan kebanyakkan masyarakat atasan seperti golongan istana kerana ianya amat sesuai untuk menjaga kepentingan sosial dan politik mereka sendiri. Rakyat biasa atau bawahan selalunya menganut dan memegang kepada kepercayaan animisme. Hal ini demikian kerana pada asalnya agama Hindu dianggap sebuah agama suci yang hanya layak dianuti oleh golongan atasan seperti golongan raja dan golongan Brahmin seperti yang dapat di lihat dalam stratifikasi sosial masyarakat India. Tamadun India banyak mempengaruhi adat dan budaya masyarakat melayu di Malaysia.

Adat Melayu yang awal dipengaruhi oleh unsur-unsur Hindu yang diperolehi melalui kitab-kitab lama seperti Rayamana dan Mahabrata. Kitab tersebut merupakkan karya agung yang menjadi asas rujukan dalam agama Hindu. Ia juga berfungsi sebagai tunjang kepada pengurusan hidup sebelum kedatangan pengaruh Islam ke Asia tenggara khususnya di Malaysia. Ketika adat ini diamalkan,Islam masih belum sampai ke Nusantara. Ada di antara adat-adat dalam tamadun India ini masih diamalkan sehingga ke hari ini. Pastinya kita pernah melihat upacara perkahwinan dan persandingan di dalam majlis-majlis perkahwinan masyarakat Melayu. Ini merupakan salah satu contoh adat Hindu yang masih di amalkan di Malaysia. Sebagai contohnya, dalam adat perkahwinan pasangan yang berkahwin dikatakan raja sehari dan diadakan upacara bersanding sebagai kemuncak bagi upacara tersebut. Pasangan ini akan diletakkan di atas pelamin tanpa bergerak-gerak. Upacara persandingan seolah-olah menjadi satu kewajipan  sedangkan persandingan itu merupakan adat Hindu yang mengagung-agungkan Dewa Rama dan Dewi Sita dengan sebab inilah pengantin baru di gelar sebagai Raja Sehari. Selain itu, penggunaan sirih pinang dan beras kunyit merupakan pengaruh Hindu dan penggunaan beras kunyit ialah bertujuan memberi semangat kepada pengantin berdasarkan kekuningan semangat padi. Hal ini telah menyebabkan pengaruh tamadun India dari segi perkahwinan dan persandingan ini wajib di ikuti oleh masyarakat Melayu di Malaysia hingga sekarang.

Pengaruh Hindu yang menjadi ikutan dalam masyarakat Melayu yang kedua ialah adat melenggang perut. Adat melenggang perut kebanyakannya lebih difahami masyarakat Melayu di Selatan Semenanjung manakala manakala di sebelah Utara Semenanjung lebih dikenali dengan panggilan kirim perut. Adat ini ialah suatu adat yang dijalankan ke atas seorang isteri yang telah genap 7 bulan hamil dan ia bertujuan untuk meletakkan kedudukan bayi di dalam perut di tempat yang sepatutnya, iaitu di bahagian kepala di pintu Rahim. Ini penting bagi memudahkan si ibu bersalin dan bayi tidak kelemasan di dalam perut. Upacara melenggang perut ini akan di lakukan oleh Tuk Bidan dan ini merupakan kepercayaan animisme pada unsur ghaib. Bahan-bahan yang digunakan dalam upacara ini ialah beras kunyit, buah kelapa agar ibu dapat lahirkan anak dengan mudah dan selamat. Pada permulaannya bidan akan membacakan jampi mentera dan mengandam wanita hamil tadi. Seterusnya tepung tawar akan dicalit ke muka wanita hamil tersebut dan beras kunyit akan ditabur. Adat ini dipercayai mengandungi unsur-unsur budaya Hindu dan telah menjadi ikutan masyarakat Melayu di Malaysia.

Adat berinai juga merupakan adat tamadun Hindu yang diikuti oleh masyarakat Melayu. Majlis berinai dijalankan secara berperingkat. Terdapat 3 peringkat berinai iaitu berinai curi, berinai kecil dan berinai besar. Secara ringkasnya berinai curi ini biasanya diadakan pada waktu petang hari. Manakala berinai kecil pula dilakukan selepas berinai curi dan dilakukan pada sebelah petang. Bagi istiadat berinai besar pula,ianya dijalankan pada malam sebelum majlis langsung atau selepas majlis akad nikah untuk para jemputan khas daripada kedua-dua pihak pengantin. Pengantin perempuan akan memakai inai pada kesemua jari tangan dan kaki termasuklah pada tapak tangan. Sebaliknya, pengantin lelaki hanya memakai inai pada jari kelingking, jari manis dan jari hantu pada sebelah tangan sahaja. Corak lukisan inai di atas tangan kalangan masyarakat Melayu bermula sejak beberapa tahun sebelm ini. Corak ini adalah dari pengaruh tamadun Hindu di India. Di Malaysia, majlis perkahwinan masyarakat India dijalankan oleh pendanda. Pedanda memulakan upacara perkahwinan dengan sembahyang memohon restu kepada Tuhan supaya perkahwinan berjalan lancar tanpa apa-apa halangan. Dulang berisi atchatai dibawa kepada hadirin. Atchatai ialah beras yang dicampur kunyit serta bunga yang ditaburkan diatasnya.

Beras ini digunakan untuk merestui pengantin sewaktu upacara mengikat thali berlangsung. Pedanda akan menyerahkan thaali kepada pengantin lelaki. Sebaik sahaja diarahkan oleh pedanda, pengantin lelaki akan mengikat thaali pada leher pengantin perempuan. Thaali hendaklah menyentuh dada dan benang suci akan disimpul sebanyak tiga kali. Sewaktu upacara ini berlangsung, atchatai akan ditaburkan ke atas pengantin sebagai tanda restu. Seterusnya pengantin akan bertukar kalungan bunga yang dipakai sebanyak tiga kali. Selepas itu pengantin lelaki akan memegang tangan pengantin perempuan dan mengelilingi api sebanyak tiga kali.

Seterusnya ialah adat membelah mulut bayi. Adat ini merupakan upacara mencecah garam ke mulut bayi yang baru lahir dan bagi upacara ini ia bersamaan dengan adat Hindu yang mencecah madu dan minyak sapi ke bibir bayi seperti yang dilakukan oleh Brahmin supaya bayi itu panjang umur dan mendapat kebahagiaan di dalam hidupnya. Tapi bagi Islam adat ini diganti dengan mencecapkan air zam-zam atau kurma ke bibir bayi tersebut. Pembacaan mentera yang biasa dilakukan sebelum adat itu dimulakan juga telah digantikan dengan pembacaan surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas kemudian dibacakan doa.

Tamadun India juga telah mempengaruhi tamadun Melayu di Malaysia dari segi makanan. Antara contoh makanan tradisional tamadun India ialah roti canai,paratha dan puri. Makanan ini merupakan makanan kegemaran kaum india. Namun kini, makanan ini semakin digemari oleh sesiapa sahaja tidak kira bangsa dan agama. Terutamanya, roti canai berjaya meletakkan tarafnya bersama dengan nasi lemak yang merupakan makanan tradisional tamadun Melayu dan ini amat diminati oleh sebilangan besar rakyat Malaysia sekarang.

Capati dan tosai juga tidak ketinggalan kerana mempunyai banyak khasiat dan juga sesuai untuk mengurangkan penyakit kencing manis dan darah tinggi. Roti-roti ini biasanya sedap dimakan sekiranya dicicah bersama dal, kari dan sambal. Di samping itu, tosai ini mempunyai banyak nama lain seperti dosay, dose, dosai, dhosha, thosai ataupun chakuli. Tosai juga terdiri daripada pelbagai jenis seperti tosai telur, tosai cili, tosai bawang dan sebagainya. Makanan tradisional ini sering dimakan oleh rakyat Malaysia terutamanya kaum India itu sendiri. Tosai ini boleh didapati di mana-mana gerai atau atau kedai mamak dan juga di restoran India. Makanan tradisional India ini dimakan sebagai sarapan pagi atau minum petang. Boleh dimakan dengan pelbagai jenis lauk sampingan seperti sambal dari buah-buahan, acar india, kari ayam atau daging kambing dan lain-lain. Di dalam tosai ini diisi dengan kentang dan bawang yang telah di goreng sehingga rangup. Tosai amat kaya dengan karbohidrat dan protein.

Selain itu, makanan traddisional yang lain adalah seperti kuih muih tamadun India iaitu muruku. Muruku juga seperti tosai mempunyai pelbagai nama lain. Antaranya ialah chakli dan chakri. Makanan tradisional ini sudah pasti berasal dari negara India. Bahan utama untuk membuat muruku ialah urad dan tepung beras. Muruku boleh didapati di mana-mana sahaja dan sering dihidangkan sebagai makanan ringan. Muruku juga boleh dibuat dengan pelbagai perasa seperti cili, asafetida, ajawain dan cumin. Semua orang daripada pelbagai kaum menikmati makanan ini tidak kira umur kerana maruku senang dihidangkan dan lazat.

Selain itu ada sejenis makanan tradisional India yang tidak kurang hebatnya iaitu nasi beriani. Nasi berianai ini ada terdiri daripada dua iaitu nasi beriani ayam atau kambing. Boleh didapati di kedai-kedai mamak dan sebagainya. Selain dari yang tersenarai, ada banyak lagi makanan tradisional tamadun India yang memberi kesan kepada rakyat di Malaysia.

Pakaian tradisional tamadun India telah banyak mempengaruhi dan meninggalkan kesan kepada tamadun Melayu dan rakyat Malaysia. Antara pakaian tradisional tamadun India ialah sari. Sari amat dikenali di dunia kerana rakyat daripada pelbagai bangsa meminati reka bentuknya.  Untuk membuat sari, sebidang kain berukuran 5 hingga 6 ela panjang dipadankan dengan kain dalam yang berwarna seakan-akan kain sari tersebut serta choli yang berwarna sama atau tidak. Kain sari ini dililit pada badan dengan bahagian hujungnya yang bersulam diletak di atas bahu kiri. Kain dalam dipakai di atas atau di bawah pusat dan berfungsi menyokong kain sari tersebut dari terlucut. Sari ini diperbuat daripada pelbagai jenis, corak dan warna kain yang sememangnya indah.

Di samping itu, kurta juga merupakan pakaian tradisional India yang digemari dan sering dipakai oleh lelaki kaum India. Kurta ini merupakan kemeja panjang yang sampai ke lutut  yang diperbuat daripada kain kapasdan sutera. Pada kebiasaannya,kurta akan dipakai bersama seluar longgar, salwar longgar atau seluar churidar. Kurta pajama pula merupakan kurta yang dipakai oleh pemakainya bersama pajama dimana kurta pajama ini kebanyakkan dipakai ketika majlis-majlis rasmi. Kurta ini juga boleh dipakai, bersama dhoti. Dhoti ialah sejenis kain berbentuk segi empat panjang yang dilonggarkan sepanjang 5 meter yang dililit di sekitar pinggang dan kaki

1) Mengapa Melaka menjadi zaman kemuncak pluraliti

 Melaka dikatakan kemuncak berlakunya plurality masyarakat di alam Melayu. Ini kerana Melaka terkenal sebagai pusat perdagangan bebas (pelaburan), pusat penyebaran ilmu pengetahuan dan sebagai pusat penyebaran agama Islam.

                Antara faktor Melaka menjadi pusat plurality masyarakat ialah sultan Melaka yang berwawasan dan berwibawa, selain itu sistem pentadbiran Melaka yang cekap dibantu oleh bendahara Tun Perak, dasar pelabuhan dan perdagangan bebas, pemelukan Islam oleh Raja Melaka dan ditambah pula dengan adanya sultan Melaka yang cintakan ilmu pengetahuan. Kesan daripada faktor tersebut ialah pedagang dari Arab, Cina,India dan lain dating berdagang dengan bebas dana man. Pedagang Arab telah menyebarkan Islam serta mengajar pelbagai bidang ilmu pengetahuan seperti ilmu tasawuf, fiqah, ibadah dan lain-lain.


                Di samping itu, raja Melaka berkahwin dengan masyarakat pendatang seperti perkahwinan Puteri Hang Li Po dari China dan membuat hubungan diplomatic dengan negeri China. Berlaku percampuran masyarakat dan budaya iaitu plurality masyarakat dan plurality budaya  di Melaka secara asimilasi. Contohnya; masyarakat Baba dan Nyonya, keturunan Syed Arab dan lain-lain. Dari aspek budaya pula, dapat dilihat dalam amalan upacara bersanding yang dipengaruhi oleh unsur Hindu. Manakala contoh; Majlis khatam al-Quran, berzanji dan marhaban dari Arab atau Islam.

PERBINCANGAN MANJAGA ORANG TUA DAN KEHARMONIAN KELUARGA


MENJAGA OARANG TUA DAN KEHARMONIAN KELUARGA

BAB 5: PEMBANGUNAN POLITIK DALAM KONTEKS HUBUNGAN ETNIK DI MALAYSIA

Pada bab 5 ini kumpulan kami telah membentangkan pembangunan politik dalam konteks hubungan etnik di malaysia. Daripada apa yang saya lakukan, saya dapati politik yang berlaku diMalaysia ini mengikut khusus kaum parti politik. selain itu, saya dapati Malaysia merupakan sebuah negara berdemokrasi yang mempunyai 4 komponen utama iaitu parti-parti politik, parlimen, pelembagaan negara dan pilihan raya. disamping itu, pemimpin juga perlulah menerapkan elemen politik islam dalam pemerintahan bagi menjalankan politik yang telus dan adil. sekian

Norsyahidah Binti Zainal(2015162535)

....................................................................................................................

Politik merupakan ilmu pengetahuan berkenaan tatacara di Malaysia, pemerintahan seperti kita sebagai rakyat perlu bertanggungjawab memilih pemimpin negara dengan betul dan bijaksana. Hal ini kerana pemimpin merupakan orang yang akan mentadbir negara dan melaksanakan dasar-dasar pemerintahan yang merangkumi aspek politik, sosial dan ekonomi. pemimpin yang dipilih hendaklah mempunyai sifat-sifat berwibawa dan islam sejati. selain itu, saya dapat memperoleh ilmu dimana pembangunan politik yang stabil dan maju akan mewujudkan persaudaraan dan hubungan antara etnik di Malaysia.


Shamimi Aiza Binti Mat Jusof(2015100833)


...........................................................................................................................

Dalam bab ini, saya dapat mengetahui maksud politik dan pembangunannya di negara kita. Politik ialah ilmu pengetahuan berkenaan cara pemerintahan menurut kamus dewan. Matlamat utama ialah pembinaan negara bangsa, iaitu suatu wilayah yang mempunyai sempadan, pemerintahan atau kerajaan dan warganegara atau bangsa. Perubahan struktur dan budaya politik, perubahan cara tradisional kepada cara terkini dan moden.

Bagi negara demokrasi seperti negara kita, proses pembangunan politik melibatkan 4 komponen utama; 1) parti-prti polikti, 2) majlis perwakilan rakyat atau parlimen, 3) perlembagaan negara dan 4) pilihan raya. Kejayaan proses pembangunan politik biasanya diukur berdasarkan kerjasama pelbagai etnik mewujudkan perpaduan, keharmonian, pembangunan dan kemakmuran negara. 


Ayu Fatihah Binti Zahari(2015155085)

TUGAS DEWAN RAKYAT DAN DEWAN NEGARA

Tugas Dewan Negara


1. Membahaskan rang undang-undang yang dibentuk oleh dewan rakyat.
2. Menangguhkan rang undang-undang yang telah diluluskan oleh dewan rakyat, tetapi tiada kuasa untuk menolak.
3. Menyemak dan meluluskan rang undang-undang.



Tugas Dewan Rakyat


1. Menggubal dan membahas rang undang-undang.
2. Membahas dasar-dasar kerajaan dan masalah rakyat.
3. Mencapai kata pemutus berhubung undang-undang kewangan.
4. Mengkaji semula rang undang-undang ditangguhkan oleh dewan Negara.